Hari ini Sabtu
tanggal 2 Mei 2020 merupakan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas yang biasanya selalu kita peringati setiap tahunnya.
Namun peringatan
Hardiknas Tahun 2020 sangat jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena
kita masih dalam suasana memutus mata rantai wabah Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) serta masih menjalani masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang berlangsung sejak 22 April hingga 5 Mei 2020 untuk wilayah Provinsi
Sumatera Barat, yang mengakibatkaaan kegiatan belajar berlangsung di rumah.
Sesuai dengan perkembangan Covid-19 saat ini, untuk
Kabupaten Agam masa belajar di rumah diperpanjang termasuk libur Ramadhan dan
Idul Fitri selama 24 hari mulai 6 hingga 30 Mei 2020. Perpenjangan masa belajar
ini berdasarkan intruksi Bupati Agam No: 421/2183/ Disdikbud 2020 tentang
perpenjangan waktu pelaksanaan kegiatan belajar atau ibadah Ramadhan di Rumah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam,
Drs. Isra, M.Pd menyebutkan, perpanjangan masa belajar di rumah ini, merupakan
upaya dalam memutus mata rantai corona.
Dalam pelaksanaan belajar serta ibadah Ramadhan di
rumah, Kepala Dinas Ddikbud Kabupaten Agam mengimbau kepada orang tua untuk
tetap mendanpingi anak-anaknya, dan guru dalam memantau kegiatan ibadah
muridnya lebih intens berkoordinasi melalui telepon dengan orang tua murid.
Kepada pendidik diharapkan agar meminta laporan
secara tertulis dalam bentuk agenda Ramadhan atau model laporan lainnya tentang
pelaksanaan ibadah Ramadhan murid yang harus mereka serahkan kepada guru pada
awal sekolah setelah libur Idul Fitri 1441 Hijriah, yaitu pada tanggal 2 Juni
2020.
Kondisi tersebut mengakibatkan peringatan Hardiknas 2020 berbeda dengan
peringatan tahun sebelumnya. Presiden Joko
Widodo (Jokowi) mengucapkan selamat memperingati Hari
Pendidikan Nasional (Hardiknas). Dia mengatakan pandemi virus Corona (COVID-19)
telah memberi begitu banyak pelajaran.
Pernyataan tersebut
disampaikan Jokowi lewat akun media sosial resminya seperti dilihat detikcom,
Sabtu (2/5/2020). Dia mengatakan pandemi COVID-19 tidak hanya soal bagaimana
memutus mata rantai penularannya, tapi juga soal bagaimana agar anak-anak bisa tetap
belajar.
"Pandemi
COVID-19 telah memberi kita begitu banyak pelajaran, tidak hanya tentang upaya
memutus mata rantai penularannya, tapi juga bagaimana anak-anak kita tetap
belajar, dan bagaimana sekolah-sekolah berkreasi memanfaatkan teknologi dalam
proses belajar mengajar," tulis Jokowi.
Upacara Hardiknas 2020 dilaksanakan secara terpusat,
terbatas, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam masa pandemi.
Agenda ini disiarkan melalui live streaming agar bisa diakses luas.
Sementara Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar upacara bendera terpusat dan
terbatas secara daring dalam memperingati Hardiknas 2020.
Peringatan Hardiknas secara rutin digelar sebagai
bentuk penghormatan kepada Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara.
Upacara bendera peringatan Hardiknas 2020 secara terpusat dan terbatas sebagai
bentuk mematuhi protokol kesehatan.
Tahun ini Hardiknas 2020 mengangkat tema
"Belajar dari Covid-19". Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Nadiem Anwar Makarim mengajak seluruh insan pendidikan di tanah air mengambil
hikmah dan pembelajaran dari krisis Covid-19. (#KK*03.06.0002#)
Berikut pidato lengkap Hardiknas 2020:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh, Salam Sejahtera, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam kebajikan
Bapak dan Ibu yang kami muliakan dan segenap
insan pendidikan ditanah air, Selamat merayakan hari Pendidikan Nasional Tahun
2020
Peringatan Hari Pendidikan
Nasional kali ini harus kita lakukan ditengah pandemi COVID – 19. Semoga Kita
semua diberikan kesehatan, kekuatan, dan semangat agar bisa melalui masa sulit
ini.
Saat ini kita sedang melalui
krisis COVID – 19. Krisis yang memakan begitu banyak nyawa. Krisis yang menjadi
tantangan luar biasa bagi negara kita dan seluruh dunia. Tetapi, dari krisis
ini kita mendapatkan banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa kita
terapkan saat ini dan setelahnya.
Untuk pertama kalinya, guru-guru
melakukan secara daring atau online, menggunakan tools atau perangkat baru, dan
menyadari bahwa sebenarnya pembelajaran bisa terjadi di manapun.
Orang tua, untuk pertama kalinya
menyadari betapa sulitnya tugas guru. Betapa sulitnya tantangan untuk bisa
mengajar anak secara efektif. Kemudian menimbulkan empati kepada guru yang
tadinya mungkin belum ada.
Guru, siswa, dan orang tua
sekarang menyadari bahwa pendidikan itu bukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan
di sekolah saja. Tetapi, pendidikan yang efektif itu membutuhkan kolaborasi
yang efektif dari tiga hal ini, guru, siswa, dan orang tua. Tanpa kolaborasi
itu, pendidikan yang efektif tidak mungkin terjadi.
Bapak dan ibu yang kami banggakan,
Kita sebagai masyarakat juga
belajar betapa pentingnya kesehatan, Betapa pentingnya kebersihan. Betapa
pentingnya norma - norma kemanusiaan didalam masyarakat kita.
Timbulnya empati, timbulnya
solidaritas ditengah masyarakat kita pada saat pandemi COVID–19 ini merupakan
suatu pembelajaran yang harus kita kembangkan. Bukan khanya di masa krisis ini,
tetapi juga disaat krisis ini telah berlalu.
Belajar memang tidak selalu mudah,
tetapi inilah saatnya kita berinovasi. Saatnya kita melakukan berbagai
eksperimen. Inilah saatnya kita mendengarkan dan bangsa yang lebih baik di masa
depan.
Terima kasih telah mengikuti
anjuran Bapak Presiden untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,
serta tetap belajar, bekerja, dan beribadah di rumah saja.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh, Om Shanti Shanti Shanti Om, Namo Buddhaya, Salam kebajikan
Jakarta, 2 Mei 2020
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
ttd
Nadiem Anwar Makarim
Komentar
Posting Komentar